Selasa, 29 November 2011

Tafsiran Mars PLH

Mars PLH merupakan salah satu lagu monumental di SMA Negeri 8 Pekanbaru. lagu ini diciptakan oleh Drs. Oan Hasanuddin, yang juga merupakan guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Mars PLH ini selalu dinyanyikan saat upacara bendera dan sebelum memulai pelajaran PLH itu sendiri. Mars PLH mempunyai makna dan tafsirannya tersendiri. Berikut ini saya akan membahas mengenai tafsiran dari Mars PLH :)

Bait 1 : " Tuhan ciptakan alam nan indah
Manusia penerima amanah
Wahana karya bernilai ibadah
Ambil manfaat jangan serakah"

Pada bait pertama ini, kita diberitahu bahwa semua yang ada di Bumi dan alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. air dan api, langit dan bumi, hewan dan tumbuhan, semua merupakan karyanya. Kita ebagai manusia hanya bertugas untuk menjaga semua itu agar tetap seperti sedia kala tanpa ada cacat sedikit pun. Dengan menjaga alam semesta, kita juga sudah beribadah. Karena menjaga alam semesta merupakan perintah dari Tuhan, wahyu Tuhan. Selain itu, kebersihan mencerminkan keimanan. Orang yang bersih adalah orang yang baik imannya. Alam yang berlimpah ini diciptakan untuk kepentingan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, kita tidak boleh mengambilnya dengan sesuka hati. Kita hanya boleh menggunakannya sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai kita terpengaruh dengan sifat serakah yang ingin menguasai segalanya.

Bait 2 : " Karya agung-Nya teramat luhur
Semua makhluk hidup makmur
Amal berkah tumbuh subur
Jagad raya sujud syukur "


Semua yang ada di alam semesta ini seharusnya dapat membuat kita hidup makmur dan sejahtera. Baik sesama manusia, maupun dengan makhluk hidup lainnya. Semua kekayaan alam ini telah diberi oleh Tuhan dengan syarat kita menjaganya dengan baik. Karena dengan terlestarikannya alam ini, semua makhluk dapat hidup makmur tanpa kekurangan dan Bumi pun tidak akan rusak dengan cepat.

Bait 3 : " Buma Buha Mata
Buka Mata Buka Hati
Memelihara Alam Titipan Allah "
(diulang 2X )

Bukalah mata kita, gunakanlah hati nurani kita. Apakah tidak ada sedikit pun rasa simpati terhadap alam dan Bumi ini. Makin lama Bumi ini semakin tua. Alam pun sudah mulai rusak. Mata dan hati nurani diberikan oleh Tuhan untuk kita gunakan sebaik-baiknya. Jangan biarkan keserakahan menutupi mata dan hati nurani kita. Karena bukan hanya kita yang membutuhkan alam ini, tetapi keturunan-keturunan kita kelak.

Bait 4 : " Jagalah mata jagalah hati
Ayunkan tangan langkahkan kaki
Memelihara alam titipan Ilahi
Cermin insan khalifah fil ardhi "


Mata dan hati nurani merupakan dua indra yang paling rapuh dan mudah dipengaruhi. Jangan biarkan kejahatan membutakan kedua indra penting tersebut. Marilah kita gerakkan tangan dan kaki kita untuk menjaga alam ini. Bukan orang lain yang dapat menyuruh kita. Tetapi kita mulai dengan kesadaran diri kita, dari dalam diri kita sendiri. Lakukan semuanya dengan tulus hati. Karena semua itu melambangkan makhluk Tuhan yang taat pada wahyu-Nya.

Bait 5 : " Karena ulah tangan manusia
Darat dan laut rusak binasa
Warisan anak cucu tak tersisa
Bencana alam di mana-mana "


Saat ini, darat dan laut sdah tidak seperti dulu lagi. Semuanya telah mulai rusak dan tidak asri lagi. Ini bukan salah siapa-siapa, tetapi ini salah kita! Kita sudah diberi keindahan dan kekayaan alam yang berlimpah tetapi kita tidak merawatnya. Kita hanya memikirkan bagaimana mendapatkanna dan menghasilkan uang dari alam tersebut. Kita tidak memikirkan bagaimana selanjutnya yang terjadi terhadap alam kita. Setelah semuanya rusak, barulah kita sadar akan perbuatan kita. Bencana sudah menimpa berbagai belahan dunia yang membuat alam semakin bertambah parah.

(ulangi bait 4)

Baik 6 : " Jiwa siswa SMA 8 dan pendidikan lingkungan hidup
Ecological Youth Environmental Source
Siswa peduli lingkungan hidup
Cermin insan khalifah fil ardhi
Huuuu .. fil ardhi "

Siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru telah berusaha untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satu buktinya adalah dengan diadakannya pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) bagi siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru. Selain itu, adanya ekstrakulikuler EYES semakin membuat SMA Negeri 8 Pekanbaru berjaya di bidang lingkungan. Hal ini akan mengajarkan kepada seluruh siswa untuk memperhatikan lingkungan sebagai cerminan insan dan pribadi yang baik.

Hazard






Selasa, 15 November 2011

Sampah ???!!!


Hai teman-teman! :D

Sudah lama ya saya tidak meng-update blog ini J Kali ini, saya akan membahas mengenai masalah lingkungan yang ada di sekitar kita, khususnya di Pekanbaru. Tau gak kalo di Pekanbaru sudah dibangun 2 Tempat Pembuangan Akhir (TPA)? Satu di daerah Kulim dan satu lagi di Limbungan. Namun, apakah kedua TPA tersebut telah dimanfaatkan dengan baik?

Masalah : Sampah Masih Menumpuk di Tepi Jalan Pekanbaru

Pekanbaru telah berulang kali mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Pekanbaru terkenal dengan kebersihannya. Namun, dibalik itu semua kita melihat bahwa kebersihan itu hanya terlihat di jalan-jalan besar dan jalan yang sering dilewati saja. Bagaimana dengan jalan-jalan kecil? Apakah sudah bersih? Belum! Bahkan sampah bukan hanya menumpuk, tetapi juga sudah berserakan sampai ke jalan.

Contohnya saja sampah yang menumpuk pada Jalan Gabus . Sampah itu sebenarnya hanya diletakkan di belakang papan reklame. Namun karena tidak ada tindakan dari masyarakat, sampah itu menjadi berserakan hingga ke jalan kecil yang ada di sebelahnya. Hal ini memperjelek pemandangan di sudut kota Pekanbaru. Kita juga bisa malu dengan hal seperti itu. Apakan itu cerminan kota Adiwiyata ?

Belum lagi di sudut kota Pekanbaru yang lain juga terlihat hal yang sama. Sampah berserakan di tepi jalan. Orang yang lewat hanya membiarkannya saja. Sungguh mengecewakan! Kita sih bisa saja cuek dengan hal tersebut. Namun, dampak dari sampah tersebut bisa berbagai mcam loh! Mungkin juga menimbulkan kematian!

Misalnya nih, gara-gara banyak sampah, jadi banyak lalat. Lalat itu merupakan salah satu vector (pembawa bibit penyakit). Penyakit yang dibawa pun bukan penyakit biasa. Tau sendiri kan kalo lalat suka hinggap di berbagai tempat apalagi tempat kotor. Jadi, yang kemungkinan berbagai bakteri berbahaya dapat mendekati kita.

Tentu kita gak mau donk kesehatan kita dalam bahaya. Makanya itu kita memerlukan solusi dari masalah ini.

Preventif (pencegahan) : sebaiknya pemerintah membuat tempat pembuangan sampah yang besar di berbagai sudut kota Pekanbaru. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah membuang sampah, tidak meletakkannya di tepi jalan. Juga bagi petugas kebersihan, sebaiknya lebih giat dalam menjalankan tugas. Misalnya setiap pagi atau sore mengambil sampah yang diletakkan di pinggir jalan kemudian membuangnya ke TPA. Petugasnya pun harus dibagi ke daerah-daerah di Pekanbaru, tidak hanya di jalan besar tetapi juga ke jalan-jalan kecil.

Curatif (pengobatan atau penyelesaian) : masyarakat tidak lagi membuang sampah di tepi jalan atau meletakkan di depan rumah. Tetapi membuangnya ke tempat yang telah disediakan.

Rehabilitatif (pengembalian keadaan semula) : masyarakat membersihkan tempat-tempat yang kotor dan bila perlu memberikan “hiasan” di tempat tersebut. Mungkin bisa meletakkan tanaman bunga untuk memperindah pemandangan. Tetapi tanaman bunga tersebut juga harus dirawat.

Promotif (penggalakkan) : melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pembuangan sampah pada tempatnya, membuat poster atau banner yang dapat mempengaruhi masyarakat, dan lain-lain.

Kira-kira itu yang dapat saya upload. Semoga dapat membantu menyadarkan masyarakat akan pentingnya kebersihan dalam kehidupan bermasyarakat J

Senin, 01 Agustus 2011

Tugas power point ESD





ESD ( Education Sustainable for Development )


ESD ( Education Sustainable for Development )

            Kita pasti jarang mendengar apa itu ESD. Saya juga gak pernah dengar tentang ESD ini kalo gak disuruh buat tugas sama Abi Oan. Setelah menemukan berbagai informasi dari internet, akhirnya saya mengetahui apa itu ESD. ESD itu adalah suatu program pendidikan yang dilakukan oleh UNESCO untuk menciptkan masa depan yang lebih berkelanjutan ( misalnya melalui kecintaan terhadap lingkungan, dan lain-lain ).
            Kalo kita Cuma belajar alias menerima pendidikan biasa di sekolah, itu tidak cukup untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Makanya diselenggarakannya ESD ini diharapkan dapat membawa para siswa untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan di kemudian hari.
            Sebuah program kegiatan gak mungkin diadakan tanpa tujuan donk! Jadi DESD ( Dekade Education Sustainable for Development ) ini juga punya tujuan, antara lain :
  • memfasilitasi hubungan jaringan, pertukaran dan interaksi di antara pemangku kepentingan dalam ESD;
  • mendorong peningkatan kualitas belajar dan mengajar di PPB;
  • membantu negara-negara membuat kemajuan dan mencapai Tujuan Pembangunan Milenium melalui upaya ESD;
  • menyediakan negara-negara dengan peluang baru untuk menggabungkan PPB kedalam upaya-upaya reformasi pendidikan.
Program ESD ini bukan hanya untuk anak-anak sekolahan doank loh! Pemerintah, masyarakat sipil, LSM, bisnis atau industri pun harus memiliki perannya masing-masing. Karena jumlah masyarakat di dunia ini sangat amat banyak sekali, gak mudah bagi ESD untuk mewujudkan tujuannya. Oleh karena itu, ESD punya beberapa strategi untuk mewujudkan tujuannya :
  • visi-bangunan dan advokasi
  • konsultasi dan kepemilikan ( melakukan penyuluhan ke negara-negara di dunia tentang ESD sehingga menambah pengetahuan dunia tentang pentingnya ESD ).
  • kemitraan dan jaringan ( menjaring masyarakat yang mempunyai skill serta keahlian untuk membantu menyukseskan ESD ).
  • pembangunan kapasitas dan pelatihan ( meningkatkan kualitas SDM )
  • penelitian dan inovasi ( agar masyarakat dapat menciptakan suatu pengembangan baru yang diharapkan sangat berguna dan berpengaruh bagi dunia ).
  • penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( meningkatkan peserta ESD dalam penguasaan teknologi agar dapat mengkombinasikan penguasaan teknologi mereka dengan pendidikan yang telah didapat sehingga dapat mewujudkan dunia yang lebih maju dan berkelanjutan ).
  • pemantauan dan evaluasi  ( di mana para anggota ESD ini melakukan pemantau terhadapkan keberlangsungan ESD di dunia dan melakukan evaluasi. Sehingga mereka dapat melakukan perubahan-perubahan yang memungkinkan untuk lebih meningkatkan fungsi dari ESD tersebut ).
Tapi kenapa di Indonesia belum ada ESD ya ? sebenarnya bukannya belum ada, tapi kitanya aja yang katrok gak tau ESD itu apaan. Kalo di SMA Negeri 8, ESD itu kayak PLH lah. Kita belajar formal tentang ilmu pengetahuan, tapi kita juga diajarkan untuk mencintai lingkungan. Jadi kita juga bisa tetap menjaga bumi ini sekaligus kita juga makin luas wawasannya J hehehe ...
1.             ESD di Afrika
Afrika meluncurkan DESD dan Strategi Regional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan untuk Sub-Sahara Afrika (SSAESD) pada Asosiasi untuk Pengembangan Pendidikan di Afrika (ADEA), pertemuan Biennial di Libreville, Gabon, pada Maret 2006. Di Afrika, reorientasi pendidikan menuju pembangunan berkelanjutan memerlukan pendidikan menjadi lebih relevan bagi pencapaian pembangunan yang telah disepakati dan tujuan pengentasan kemiskinan. Tantangan utama adalah kebutuhan untuk mengakui bahwa pembangunan manusia terkait erat dengan kesehatan dan kesejahteraan, kapasitas pengembangan standar, pengetahuan dan hidup; Afrika yang sebagian besar bermukim di daerah pedesaan, dan bahwa dampak dari HIV dan AIDS masih parah.
Tindakan yang diambil harus mengembangkan sinergi antara sekolah dan masyarakat; menyetel kembali pendidikan dengan budaya Afrika, pengetahuan dan konteks, dan merangsang pemikiran kreatif yang dapat menghasilkan model-model ekonomi baru yang menguntungkan lebih banyak orang dan tanggapan sosial untuk perubahan dalam budaya, struktur sosial dan gaya hidup. Mereka harus melakukannya dengan membangun inisiatif PBB yang sedang berlangsung seperti Pendidikan untuk Semua (PUS), United Nations Literacy Decade (UNLD) Initiative, UNAIDS Global Pendidikan dan HIV & AIDS (EDUCAIDS), Lingkungan dan Keberlanjutan Mainstreaming di Afrika (MESA ) Universitas Kemitraan dan Millenium Development Goals (MDGs).
2.        ESD di Amerika – Arab
Peluncuran daerah DESD berlangsung di Bahrain pada bulan September 2005. Negara-negara di wilayah tersebut telah melakukan pertukaran dan dialog dalam rangka untuk menentukan peran para pemangku kepentingan yang berbeda untuk DESD dan telah mengolaborasi Kerangka Daerah ESD untuk negara-negara Arab.
Tantangan untuk menerapkan ESD termasuk kebutuhan untuk memahami lebih baik tentang bagaimana hubungan dengan lain ESD tema lintas sektor dalam pendidikan; integrasi nilai-nilai dan tradisi negara-negara Arab dalam perencanaan dan pelaksanaan ESD, dalam pembangunan khususnya bahan kurikulum dan pengajaran; pendanaan yang cukup dan tepat dan pelatihan, dan promosi dan kerjasama kemitraan yang setara antara semua mitra ditingkatkan.
ESD di wilayah ini difokuskan terutama pada isu-isu lingkungan dan memiliki kehadiran kuat di pendidikan formal daripada di pendidikan non-formal dan informal. Pembuat kebijakan, administrator, dan guru perlu lebih banyak kebebasan untuk membuat perubahan, percobaan dan mengambil risiko untuk mencapai pendidikan baru dan tujuan keberlanjutan.
3.        ESD di Asia Pasifik
Strategi pelaksanaan DESD untuk kawasan Asia-Pasifik diluncurkan DESD Asia-Pasifik di Nagoya, Jepang, pada bulan Juni 2005. UNESCO Bangkok memfasilitasi penyusunan dan finalisasi strategi, berdasarkan hasil analisis situasi daerah ESD. Ini merupakan dokumen terbuka yang beradaptasi untuk revisi sesuai dengan perubahan kebutuhan stakeholder dan isu-isu yang muncul di wilayah sepanjang Dekade.
Sebuah Kerangka Pasifik ESD, melayani sebagai mekanisme koordinasi untuk pelaksanaan ESD di Pasifik, telah disahkan oleh Rapat Menteri Pendidikan Pasifik di Nadi, Fiji, pada bulan September 2006. Ini bertindak sebagai payung untuk tindakan terkoordinasi dan kolaboratif untuk mencapai visi wilayah itu untuk mengintegrasikan dan saling memperkuat empat dimensi pembangunan berkelanjutan. Perkembangan kepemilikan lokal menghormati konteks lokal dan budaya merupakan aspek penting dari pelaksanaan ESD di semua tingkat.
Tantangan yang dihadapi oleh kawasan Asia-Pasifik termasuk krisis politik dan ekonomi serta bencana alam. Strategi pengembangan akan mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, dan mengatasi masalah kerawanan pangan. Perubahan iklim merupakan titik masuk dengan keterlibatan politik yang benar-benar lintas sektoral dan mitra yang bersedia. Kesetaraan gender memberikan perspektif yang tak ternilai pada perubahan sistemik diperlukan untuk mengatasi pendekatan berkelanjutan. Demikian pula, mengintegrasikan pencegahan dan kesiapsiagaan bencana ke dalam kebijakan nasional merupakan titik masuk untuk mereformasi sistem pendidikan. Teknologi dan penelitian pertukaran di daerah ini telah memungkinkan untuk kerjasama besar antara negara-negara di kawasan.
Negara Asia-Pasifik mulai mengidentifikasi prioritas nasional yang jelas tematik SD, membangun dukungan antar-departemen dan mendiskusikan pendanaan, sementara berbagai upaya oleh badan beragam berlangsung di tingkat proyek, seperti pengembangan kurikulum, evaluasi implementasi, jaringan, dll
Isu-isu yang tetap ditangani di wilayah Asia-Pasifik termasuk hambatan etnis, agama dan bahasa, hilangnya pengetahuan asli dan tradisional, tingkat melek huruf orang dewasa yang rendah dan tidak tercapainya pendidikan dasar universal, kebutuhan untuk dukungan keuangan meningkat dalam pendidikan dan marginalisasi. Namun juga penting untuk mengambil tindakan dalam bidang-bidang seperti keadilan sosial dan polusi lingkungan dalam tumbuh cepat perekonomian daerah. Hal-hal ini harus dipertimbangkan ketika menafsirkan kemajuan ESD dan kegiatan perencanaan di daerah.
4.        ESD di Eropa dan Amerika Utara
Di bawah kepemimpinan Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa (UNECE), Strategi Daerah disiapkan untuk memfasilitasi pengenalan dan promosi ESD. Strategi tersebut diadopsi pada pertemuan tingkat tinggi UNECE di Vilnius, Lithuania, untuk meluncurkan DESD di daerah pada Maret 2005. Ini tidak hanya tinggi tempat ESD pada agenda politik, tetapi juga kekuatan pendorong untuk menciptakan struktur dan ketentuan untuk ESD di wilayah tersebut. Namun, perlu untuk memperkuat aliansi regional dan sub-regional yang ada dan jaringan bekerja pada ESD, untuk mendorong program kembaran, kerjasama bilateral dan kemitraan; dan menggunakan instrumen yang sudah ada yang mengikat secara hukum internasional seperti Konvensi Aarhus dan perjanjian lain yang relevan.
Tema kunci dari SD di wilayah ini termasuk antara lain pengentasan kemiskinan, kewarganegaraan, perdamaian, etika, tanggung jawab dalam konteks lokal dan global, demokrasi dan pemerintahan, keadilan, keamanan, hak asasi manusia, kesehatan, kesetaraan jender, keragaman budaya, pedesaan dan pembangunan perkotaan , ekonomi, produksi dan pola konsumsi, tanggung jawab sosial perusahaan, perlindungan lingkungan, perubahan iklim, pencegahan dan adaptasi, pengelolaan sumber daya alam, biologi dan keragaman lanskap. Tema ESD tidak diragukan lagi akan bervariasi dari satu negara ke negara di masa depan. Secara tradisional, daerah ini telah difokuskan pada alam, ekologi dan lingkungan ketimbang dimensi sosial dan ekonomi dari SD dan ini akan perlu ditangani melalui ESD juga.

Tantangan utama yang diidentifikasi di wilayah ini adalah kebutuhan untuk meningkatkan tingkat kompetensi pemangku kepentingan untuk melaksanakan program ESD secara interdisipliner dan holistik. Hal ini diakui sebagai hambatan yang terus-menerus oleh Menteri Pendidikan dan Lingkungan Hidup di Belgrade pada tahun 2007. Tantangan lainnya adalah tidak adanya konsensus mengenai apa artinya ESD, kebingungan tentang perbedaan antara pendidikan lingkungan dan ESD, kebutuhan untuk beradaptasi kerangka kerja legislatif dan kebijakan untuk mengintegrasikan ESD, kelangkaan alat pengajaran yang sesuai ESD dan penelitian, dan kebutuhan untuk memperkuat sipil keterlibatan dalam pemerintahan masyarakat di berbagAmerika Latin dan Karibia .


5.    ESD di Amerika Latin
Para DESD Amerika Latin peluncuran berlangsung selama Konferensi Ibero-Amerika pada Pembangunan Berkelanjutan, diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil pada bulan Juni 2005. Peluncuran Karibia DESD berlangsung selama konferensi "Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan: Pendekatan Baru untuk Masa Depan", diselenggarakan di Kingston, Jamaika pada Oktober 2005.
Pada konferensi strategi pembangunan "Gedung Pendidikan bagi Pembangunan Berkelanjutan di Amerika Latin dan Karibia," yang diselenggarakan di San José, Kosta Rika, pada bulan Oktober 2006, UNESCO dan Piagam Bumi bersama-sama menekankan perlunya untuk pengembangan wilayah-lebar strategi untuk DESD untuk Amerika Latin dan Karibia. Strategi mengakui bahwa konsep kelestarian memiliki potensi untuk mengintegrasikan dan menciptakan sinergi antara tema pendidikan yang beragam dan kerangka pendidikan PBB yang telah penting di kawasan, yaitu, lingkungan, kesehatan antar-budaya, perdamaian, hak asasi manusia, pengentasan kemiskinan, , HIV dan AIDS, melek huruf, dan pendidikan kesetaraan gender.
Di wilayah ini, ESD adalah didasarkan pada visi bersama bahwa kebijakan pendidikan harus memberikan kontribusi untuk menangkal proses akut dari kerusakan lingkungan dan kehancuran, serta untuk membangun masyarakat yang adil. Beberapa tindakan prioritas diidentifikasi meliputi: melibatkan tokoh kunci yang, karena posisi mereka tempati, dapat bertindak sebagai hambatan atau driver proses dalam promosi ESD, seperti para pemimpin sindikat, masyarakat, organisasi masyarakat sipil, organisasi keagamaan, komunikator dan wartawan , koordinator jaringan, koalisi dan gerakan sosial; serta memberikan perhatian khusus kepada sektor-sektor yang rentan termasuk anak-anak, remaja, orang tua, penduduk asli dan kelompok lainnya dikecualikan.
Memastikan dasar keuangan dan sumber daya yang memadai untuk pengembangan ESD di wilayah tersebut mensyaratkan bahwa semua aktor, termasuk pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta dan organisasi masyarakat sipil, membuat komitmen bersama. Oleh karena itu penting untuk menggabungkan ESD sebagai isu prioritas dalam agenda forum menteri pendidikan dan lingkungan di wilayah ini. Oleh karena itu, kegiatan DESD harus dikoordinasikan dengan program yang sedang berlangsung seperti Proyek Pendidikan Daerah untuk Amerika Latin dan Karibia (PRELAC) dan Amerika Latin dan Karibia Program Lingkungan Pendidikan (PLACEA).
Mudah-mudahan ESDnya berjalan lancar yaa. Jadi kita bisa menjadi dunia yang lebih baik J

            Referensi :